Kamis, 18 Oktober 2012

Monolog Hujan

hari ini, Al Mahad Darul Ulum, bumi tempat saya menimba ilmu diguyur hujan. sejuknya sudah 1,5 tahun saya disini guyuran hujan yang terjadi baru hitungan jari. berbeda dengan hujan-hujan lainnya, guyuran hujan kali ini terasa hangat sekaligus asri. membersihkan jalur seluruh tholabul ilmi. kebetulan, saya pulang terlebih dahulu ke asrama jadi  tidak terkena imbas hujan.
ketika sebagian manusia tengah senang menikmati hujan, sebagian lain malah merasa tidak senang. bahkan cenderung mengeluh. contohnya, teman saya yang masuk siang. ia pulang dengan kondisi basah kuyup karena pergi tanpa persiapan. ia mengeluh mengapa hujan harus turun. seandainya saya yang ada diposisinya bagaimana ya sikap saya? wah jangan ditanyalah. ah manusia banyak jenisnya, banyak pula ragamnya. dibelahan bumi bagian lain, banyak manusia yang menginginkan hujan. tpi dibelahan bumi yang lainnya justru begitu menginginkan hujan berhenti.jika diteliti dan digubah lebih lanjut pasti makin banyak ragam dan macam keinginan manusia.

begini saja deh, saya menarik sebuah kesimpulan:
jika suatu saat nanti Allah tidak memberikan sesuatu sesuai harapan kita, ingat saja bahwa Allah SWT mengerti apa yang kita inginkan tapi memutuskan memberi apa yang kita butuhkan.

17 okt 2012

Rabu, 17 Oktober 2012

Dad


Banyak kata yang ingin kuucap tentang dirimu
tapi tak ada satupun kata yang mampu menggambarkanmu

jikalau kau tanya arti dirimu terhadapku
maka kau segalanya

jikalau kau tanya apa sebabnya
maka kujawab semuanya

atas pengorbanan yang tak ada habisnya

atas kerja keras yang tiada akhirnya

atas petuah yang tiada habisnya

sosok tangguh dengan prinsip teguh


Kejujuran

tak ingin membencimu
dan lagi diri tak bisa membencimu
semua tuduhan dan kesalahan harusnya tertuju padamu

tapi diri serasa ikut ambil bagian
harusnya engkau narapidananya
bukan aku
harusnya engkau tahanannya
bukan aku
kharusnya engkau terdakwanya
bukan aku

tapi dunia berkata lain
keputusan yang dianggap mulia menguasai segalanya
keMinoritasan makin ditinggalkan
padahal, minoritas ini baik
padahal, minoritas ini panutan
bahkan minoritas ini suri tauladan

Friendship?

 https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQyPpiTOv3bGCciozU5IuOR1rYD0iuJmxN4o0JsVc5-M5Ph6wG1


ketika bola api ego itu makin bergulir
bersamaan dengan dikibarkannya bendera oposisi
jalurmu makin tak ingin menyatu kejalurku
kini kita amat berbeda
dari setiap segi
tak ada yang samakan kita lagi
kini kita makin berbeda arti
sobat
tak ingatkah ketika dulu
kau dan aku berlari dibawah rintik hujan

tak ingatkah saat lalu
janji bersama gapai cita
tak ingatkah kau
saat aral tak jadi penghalang
ketika jarak membentang
tampaklah semua terang benderang

tentangmu dan sifat barumu
hanya kamu dan duniamu
tidak lebih

MencintaiMu dari hal Sederhana

siang ini, saya tengah sibuk mengetik dibawah sebuah kanopi buatan. hawa kota Jombang yang banyak seolah terasa sejuk di bumi Al Ma'had Darul Ulum. ketika tengah sibuk mengetik, perhatian saya tertuju pada seorang gadis kecil berseragam MI yang melintas. ia tengah memarahi temannya yang jelas-jelas sedang membuang sampah plastik sembarangan. dan kata-kata yang meluncur dari mulut si kecil itu begini "Rian, gimana mau disayang Allah, kalau kamu sendiri gak mau menyayangi bumi Allah.". kemudian ia beringsut pergi. terkadang saya tidak menyadari bahwa hal-hal kecil seperti itu mampu melatih kita mencintai Allah. tidak hanya dengan ibadah rutin tiap harinya, tapi juga melalui menjaga semua hal pemberiannya. terkadang bagi saya sendiri membuang sampah kecil sembarangan adalah hal biasa. dan bahkan menjadi lumrah dikalangan masyarakat. jangankan sampah kecil, sampah besarpun tak luput jadi sorotan. Ah, gadis kecil terima kasih telah menyadarkan kakak. seandainya semua orang memiliki pemikiran yang sama denganmu, mungkin bumi Allah ini akan menjadi tempat terbaik dan terindah dibanding sebelumnya. dimulai dari hari ini saya mencoba belajar. Mencintai Allah SWT dari hal yang paling sedrhana.

Mereka

makin banyak detik terlampau
makin banyak kesempatan terbuang sia-sia
keterbatasan jarak tak pernah mampu dimaklumi
keterbatasan kata bahkan segalanya

betapa aku mulai lupa akan garis-garis wajah mereka
betapa aku mulai rapuh lagi ditelan rasa
kekuatan yang terkumpul
terlanjur terbuang sia-sia
senyum terus berusaha hias raut muka
walau sering tak sejalan dengan hati

tak pernah mampu menampung semua asa
terlanjur tumpah ruah lautan emosi
aku benci sekedar mengenangnya
mereka lebih berharga untuk hanya jadi cerita

Senin, 15 Oktober 2012

Area Yang Membatasi

Kini kusadari..
makin tergerus saja aku..
jika bertindak pasif
makin aus saja aku
jika tak pernah aktif

lingkungan ini, kawasan ini,
memang bukan aku,,
tak sedikitpun mampu menggambarkan ku
tapi bentangan masa 4 catur wulan
telah terlewati
sudah lebih dari cukup untuk diri
mampu beradaptasi
sudah tak ada waktu lagi
untuk diam dan benahi diri
yang lain telah jauh berlari

tinggal aku yang mampu putuskan
untuk ambil semua kesempatan
serta songsong kemenangan

Sudut

Bahkan, ketika era keyakinan melanda nusantara,,
sudut itu tak pernah mudah dijangkau..
ketika mulut telah berbusa
mengumbar nasihat dan petuah yang dicipta
sudut itu akan tetap diam saja

tak akan bergerak
jika tak digerakkan
tak akan bergeming
jika tak diyakinkan

bukan dengan ucapan dan perlakuan
tapi dengan pengertian dan perasaan
karena sudut itu adalah hati

Gadis dan Istana Perak

Siang ini...
Aku tengah berada dalam kepulan debu yang panas
makin lama, membumbung makin tinggi..

ketika sibuk mendinginkan suasana
aku terpaku
istana perak memancarkan sinarnya..
melebihi sinar mentari itu sendiri
silau bukan kepalang
aku pening sendiri

dan kemudian
sesosok gadis kumuh datang meminta kepadaku
ku berikan sen terakhir dalam kantungku

ia kemudian pergi langkahnya terseok-seok
kembali ke istana perak

siapa sangka dialah pemiliknya?
siapa sangka dialah pewarisnya?

segala kemegahan istana perak
tertelan ketika kuteliti garis wajahnya
segala keindahan istana perak
mendadak buram ketika ku lihat bentuk posturnya

gadis itu melangkah makin jauh
makin jauh dan hilang

dan aku tersadar
panas kembali mendera

Siang ini...
Aku tengah berada dalam kepulan debu yang panas
makin lama, membumbung makin tinggi..

aku lelah seorang diri